April 3, 2013

Rasa Syukur

Kemarin sore saya mendapatkan hikmah dari sebuah perbincangan dengan tetangga depan rumah. Ibu Bahar demikian saya memanggilnya. Beliau baru saja ditinggal oleh sang suami tercinta. Saya senang berbincang dengan beliau karena keramahan dan keakrabannya terhadap saya dan keluarga. Anak-anak saya pun sudah terbiasa bermain ke rumahnya dan sangat dekat dengan mendiang suaminya.

Kami memang tidak sering berbincang, saya yang bekerja dan beliau yang sibuk dengan aktifitas sosialnya membuat intensitas kami berbincang sedikit sekali. Tetapi sore itu saya sedang menunggu anak-anak pulang berenang karena kunci rumah dibawa oleh asisten rumah tangga saya yang sedang menjemput mereka.

Saat duduk menunggu di teras depan rumah, bu Bahar saya lihat berjalan menuju ke rumahnya. Saya hampiri dan kemudian kami berbincang berbagai hal seputar kehidupan rumah tangga. Entah apa mulanya, saat kami akhirnya membicarakan mengenai rasa syukur dalam kehidupan.



Beliau mengatakan, "Orang kaya bukan orang yang mempunyai harta berlimpah melainkan orang yang tahu mensyukuri apa yang telah diperolehnya". Saya tertegun dan merasakan detak hati saya berdenyut lebih kencang. Kata-kata ini seakan menohok diri saya yang terkadang lupa berterima kasih atas segala apa yang telah saya miliki.

Memang terkadang kita terlalu sibuk untuk mencari, mencapai, dan memenuhi semua keinginan kita. Jika sudah menggapainya terkadang kita lupa untuk sejenak bersantai menikmati dan merasakan kebahagiaan atas apa yang telah kita dapatkan. Adalah kodrat kita sebagai manusia yang selalu tergesa-gesa, padahal dengan melambatkan ritme sejenak maka kita akan lebih menghargai apa yang telah kita peroleh.





Duduk sejenak dan bersyukur atas semua anugrah adalah cara paling ampuh menjadi orang kaya di dunia ini. Sungguh, kemarin adalah salah satu hari yang terbaik dalam kehidupan saya. Mendapatkan pelajaran tentang sebuah arti kehidupan.