August 23, 2009

Bagaimana Menjawabnya?

Baru pulang dari sebuah kegiatan rutin hari Minggu ini, tiba-tiba saya disergap di pintu samping oleh Farrell. Dia bertanya "Kenapa suami mama, papa?.
Saya bingung kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu tetapi saya langsung menjawab,"Mama dijodohkan sama Allah dengan Papa".
Lalu Farrell bertanya lagi " Nanti Feldy istrinya siapa ?
Saya tersenyum dalam hati dan menjawab, "Wah..Mama ngga tahu Kak, memangnya kenapa?.
"Nanti Farrell dan Feldy menikah khan....kalau mama sudah tua", sambung Farrell lagi.
Ooh...ternyata pertanyaan ini berkaitan dengan penjelasan saya beberapa waktu bahwa semua orang menjadi tua, yang kecil menjadi dewasa lalu menikah dan mempunyai anak. Tanpa saya sadari penjelasan itu mungkin mengendap dipikiran Farrell dan dicernanya dengan pemikirannya sendiri sehingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang cerdas yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh saya akan keluar dari mulutnya.

Saya belajar satu hal lagi bahwa jawablah pertanyaan anak-anak kita dengan jujur karena bisa jadi penjelasan tersebut merupakan jalan untuk merangsang mereka berpikir dan mencari jawaban apakah jawaban tersebut memang benar menurut pemikiran mereka. Tanpa disadari mereka belajar memecahkan masalah dengan bertanya kemudian menganalisanya.

Jadi jangan abaikan pertanyaan yang keluar dari mulut anak-anak kita

2 comments:

Herman said...

Demikianlah anak-anak. Masih kecil pertanyaannya sudah bisa tentang apa saja yang ia serap dari lingkungan sekitarnya. Kalau tak hati-hati menjelaskan ia akan mendapatkan penjelasan dari orang yang tidak tepat. Bisa salah mengerti.

Tak hanya ibu, ayah pun punya kewajiban menemani anak dalam masa perkembangannya ini. Biar imbang, Yuk Endah.

Endah Wulandari said...

betul bgt pak....