Menurut ibu Wulansari terkadang kita sebagai orang tua (bahkan banyak ortu) karena lebih TUA merasa lebih TAU dari anak kita. Efek dari sikap ini menimbulkan rasa superior, egois merasa paling benar dan lain-lain pada diri kita sebagai orang tua. Pernah ngga kita bilang kepada anak kita seperti ini : “ Sudah mama bilang khan….! Atau “Ngga mau nurut mama sih…!. Itu sebagian kecil kalimat yang menunjukkan kita sebagai orang tua merasa paling tau dari anaknya padahal belum tentu loh… Pernah suatu hari saya tercengang-cengang dengan Farrell yang bisa merubah berbagai setting di handphone saya bahkan sampai mengganti bahasanya menjadi bahasa cina (yang membuat saya jadi kelabakan). Ini menunjukkan bahwa tanpa kita sadari anak-anakpun seperti orang dewasa mampu menambah pengetahuan ke dalam dirinya tanpa harus diajari. Jadi jangan pernah merasa paling tau karena bisa jadi anak-anak kita malah lebih tau dari kita.
Ada 9 kekeliruan “tak sengaja” dalam komunikasi sehari-hari dengan anak :
- Komunikasi tergesa-gesa akibatnya kita tidak menangkap, tidak mengingat dan tidak mendengar apa yang sedang dikomunikasikan anak kepada kita
- Tidak biasa melihat ke dalam artinya kita tidak mengenal diri sendiri, jadi bagaimana mau kenal orang lain?
- Setiap anak adalah UNIK
- Kebutuhan dan keinginan anak beda dengan kita sebagai orang tua
- Tidak membaca bahasa tubuh
- Menggunakan 12 gaya populer (Masalah Komunikasi menyimpang) yaitu memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, mencap/label, mengancam, menasehati, membohongi, menghibur, mengeritik, menyindir dan menganalisa
- Tidak memisahkan masalah (masalah anak atau orangtua)
- Tidak mendengar aktif
- Selalu menyampaikan pesan kamu seperti “Dasar kamu malas”, “Kamu sih…main terus jadi ulangannya jelek”.
Nah….agar komunikasi dengan anak menjadi mulus hindari 9 kekeliruan tersebut, kunci utamanya adalah mendengar. Dengarkan dengan tenang, penuh perhatian, tidak memotong dan menghakimi setiap anak berbicara. Jika seorang anak dihargai seperti seorang individu yang sejajar dengan orang tua maka anak tidak akan mencari pelarian keluar rumah untuk menumpahkan semua masalah atau problem yang mereka dihadapi.
Bila melihat berbagai masalah yang dihadapi oleh anak pada saat ini seperti materi pelajaran di sekolah yang semakin berat, tekanan dalam pertemanan(pergaulan), orang tua yang selalu menuntut, majalah/Koran/TV/video yang menyajikan materi pornografi, gaya hidup modern, dan masih banyak lagi. Akankah kita sebagai orangtua hanya mau menuntut mereka membahagiakan kita tanpa mau membantu mereka. Tentu tidak bukan….Jika orangtua selalu siap menjadi tempat bersandar bagi anak maka pengaruh dan masalah yang datang dapat dihadapi anak dengan mudah.
Ayo menjadi orang tua yang komunikatif….!