Dalam beberapa hari ini, saya mendapatkan beberapa pengalaman akibat dari sikap dan perkataan saya yang apa adanya. Mungkin juga pengaruh dari asal saya yang berlatar belakang dari pulau Sumatera sehingga saya terkadang suka berbicara spontan sesuai dengan pemikiran yang terlintas di benak saya pada saat saya bicara. Contohnya begini, suatu hari saat saya sedang sibuk menggunakan laptop, ada seorang teman yang ingin meminjam laptop saya untuk kepentingan pribadi. Otomatis saya langsung berbicara terus terang bahwa laptop tersebut masih saya gunakan dan tidak dapat saya pinjamkan karena saya sedang bekerja.
Memang saya terkadang suka meminjamkan laptop tersebut jika sedang tidak saya pakai. Tidak disangka teman saya tersebut marah (atau apalah sebutannya) dan menganggap saya tidak mau meminjamkan laptop tersebut. Sayapun bertanya dalam hati....(gimana mengatakannya ya?) Mengapa kita selalu memaksa orang lain untuk memahami kita, tidak maukah kita juga memahami orang lain sehingga tidak timbul prasangka....atau pernahkah kita meletakkan diri kita berada di posisi orang lain? Akibat kejadian tersebut hubungan kami menjadi agak renggang, saya memang agak menjauh karena menyadari sikapnya yang dingin kepada saya.
Pada hari yang lain, saya dimintai tolong oleh seseorang teman untuk mengingatkannya akan janjinya pada seseorang yang saat itu ada diantara kami. Saya yang pada dasarnya pelupa langsung menolak karena tahu bahwa jika saya berjanji maka itu akan sangat memberatkan saya untuk bisa menepatinya. Apalagi di hari itu kemungkinan saya bertemu dengan beliau kembali sangat kecil karena saya seharian akan berada di ruang kerja yang berbeda. Intinya saya berterus terang bahwa saya pelupa jadi tidak mungkin bisa berjanji untuk melakukan apa yang beliau minta. Orang yang sedang berjanji dengan teman saya langsung berkomentar, "sibuk banget ya? dengan nada yang sinis seakan saya tidak mau membantu teman saya tersebut. Saya langsung menjawab dengan terus terang lagi, "Ya, saya memang sibuk hari ini dan tidak bisa berjanji seperti itu".
Saya tidak tahu, apakah keterusterangan yang saya lakukan ini salah....? Bagaimana menurut teman-teman pembaca, beri masukan dong? Apakah saya harus berterus terang atau tidak?
No comments:
Post a Comment