Rasa bahagia bisa muncul dalam berbagai cara, ada yang bersifat kebendaan atau hanya perasaan yang timbul akibat suatu peristiwa. Seperti pada hari ini, saya merasakan kebahagiaan dan kebanggaan di saat saya melihat Farrell, anak saya, bisa mewarnai gambar dengan bagus sekali. Walaupun hanya mewarnai bukan menggambar sendiri dan itupun masih diarahkan oleh gurunya tetapi perasaan bahagia itu menyeruak saat dia memperlihatkan hasilnya yang saya anggap indah. Kemudian saya menyadari bahwa seharusnya saya terus merasa bahagia melihat semua kemampuan yang sudah Farrell capai selama ini, dan tidak harus selalu mengukurnya dengan membandingkan dia dan orang lain.
Mungkin bukan saya sendiri yang selama ini mempunyai pengharapan yang terlalu tinggi kepada anak kita. Pernah tidak teman-teman tanpa sadar membandingkan kemampuan yang dicapai oleh anak kita dengan anak lain yang seusianya? Jawabannya pasti sebagian besar adalah iya. Sebelum saya menyadari hal ini, hampir selalu saya merasa ketakutan kok anak si A sudah bisa menulis padahal Farrell belum, kok anak si B sudah pandai bahasa inggris padahal Farrell ngomong saja masih belepotan...:) kok begini, kok begitu... akhirnya lama-lama saya capek sendiri dan malah menjadi bingung anak saya harus saya ajarin apa ya...?
Untunglah setelah saya berkonsultasi dengan seorang psikolog anak, namanya Ibu Gamajanti (saya lupa ejaannya, maaf ya Bu kalau salah) saya disadarkan bahwa masing-masing anak pencapaiannya terhadap suatu kemampuan itu berbeda-beda dan orang tua jangan memasang target yang tinggi buat seorang anak biarkan semuanya mengalir, yang paling penting itu adalah memberikan contoh, mengajari dan mengarahkan saja!
Setelah itu mulailah saya melihat, apakah yang sangat diminati oleh Farrell? Ternyata dia sangat suka menulis dan membaca, mulailah saya mencoba sedikit demi mengajari dia menulis huruf dan angka, pertama sih masih ada rasa kok lama banget sih buat ngajarin nulis huruf a saja..... tapi dengan selalu mengingat saran bu Gamajanti saya selalu berusaha sabar dan memahami bahwa mengajar seorang anak apalagi anak sendiri memerlukan kesabaran dan ketelatenan.
Dan akhirnya sekarang Farrell sudah bisa menulis nama, kemudian tanggal atau hal-hal kecil yang masih berhubungan dengan sekolahnya....! Untuk membacapun demikian, sekarang Farrell sudah mulai bisa membaca kata yang tidak terlau banyak huruf matinya. Bahagia sekali rasanya saya. Ternyata kebahagiaan terbesar seorang ibu adalah bila melihat anaknya mencapai kemampuan dalam dirinya.
3 comments:
tapau ceritau disitu? postingan la lamau ndiek di update?
ikutan nimbrung jeng....
jangan sekali-kali membandingkan satu anak dengan anak lainnya, ntar yang ada dirimu cuma bete en makin ngerasa jadi ibu yang "ga bener".cuek beybeh.....en selalu berusaha dengan sabar."everychild is unique!!"
siip...mas farell udah jago baca, sekarang ajarin dik farros dong !!!
Kebilau Balik agi kemanna
Post a Comment