Januari lalu, kami anggota kami kembali ke lokasi baksos pada bulan Desember lalu yaitu di SDN 006 kenyamukan. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari acara baksos tersebut, kali ini kami membawa sejumlah bangku dan meja belajar untuk siswa sumbangan dari YPPSB (Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara). Dengan mengendarai satu mobil truk pinjaman dari mbak Anna Ubed (saya lupa nama perusahaannya) dan satu mobil toyota fortuner pinjaman dari Pak Sony (makasih banget….atas bantuannya) kami bertujuhpun meluncur dengan pasti.
Sekolah ini sebenarnya tidak terlalu jauh dari pusat kota hanya 8 km saja tetapi karena kondisi jalan yang sangat parah maka hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dan mobil 4WD. Berdasarkan pengalaman kami jika tidak hujan selama dua hari maka kondisi jalan relatif cukup mudah untuk dilalui. Dan ini membuat kami yakin bahwa trukpun pasti bisa melalui jalan ini. Ternyata ada satu hal yang kami lupakan, di Sangatta sangat sering hujan lokal, dan daerah kenyamukan pada malam sebelumnya hujan turun deras sehingga membuat jalan yang sudah rusak menjadi tambah parah, perkiraan kami salah total.
Pada hambatan pertama truk bisa melaluinya dengan cukup mulus dan di hambatan kedua ini truk kami masuk ke dalam Lumpur yang cukup dalam. Saya sudah merasa deg-degan, dalam hatinya saya berkata, “aduh gimana nih…apalagi kami tidak membawa sling untuk menarik truk” Dan anggota kami hampir semua perempuan dan tidak memiliki tenaga yang cukup jika harus mendorong sudah ibu-ibu…he3x. Setelah mengerahkan segala upaya ternyata truk tetap ditempat dan terperosok lebih dalam maka sayapun berinisiatif menelpon pak nugroho salah seorang karyawan KPC yang telah banyak membantu kami sebelumnya. Dan untunglah beliau bisa datang ke lokasi kami, dengan bantuan mobil dari pak nugroho akhirnya truk bisa keluar dari lubang yang cukup dalam dan setelah terperosok beberapa kali, kamipun sampai dengan tenaga yang sudah terkuras habis terutama mas Habibi sang sopir truk pahlawan kami.
Hari itu memang benar-benar pengalaman yang tidak pernah akan saya lupakan, betapa di kabupaten yang memiliki APBD yang sangat besar tidak mempunyai dana untuk membangun jalan hanya 8 km saja dan ini membuat satu dusun hampir terisolir dan yang lebih mengenaskan lagi Kabupaten kutai timur yang memiliki slogan wajib belajar 12 tahun ternyata cuma mimpi bagi anak-anak di kenyamukan karena mereka tidak bisa melanjutkan ke SMP yang ada hanya karena medan yang teramat berat buat anak-anak sekecil itu. Ironis sekali…
No comments:
Post a Comment